BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu fitrah manusia adalah
ingin memperoleh kebahagiaan hidup. Menurut kamus besar bahasa indonesia,
bahagia didefinisikan sebagai suatu keadaan atau perasaan senang dan tenteram
(bebas dari segala yang menyusahkan). Banyak parameter yang dijadikan sebagai
sebuah ukuran kebahagiaan. Salah satu diantaranya yang sering orang alami untuk
bisa dikatakan bahagia adalah terbebasnya seseorang dari suatu masalah yang
menimpanya. Banyak diantara kita yang masih berpendapat bahwa sebuah
permasalahan akan menghijab kita dengan kebahagiaan hidup. Contoh sederhana,
sebagai seorang mahasiswa, Ali bercita-cita ingin memperoleh indeks prestasi cumlaude. Tetapi pada perjalanan
kuliahnya, dia sering mengalami kesulitan dalam mengatur waktu untuk belajar,
berorganisasi, dan aktivitas yang lain. Sehingga hal itu berpengaruh pada
pencapaian indeks prestasi yang kurang bagus. Di dalam kasus ini, indeks
prestasi cumlaude merupakan parameter
kebahagiaan yang diinginkan Ali, sedangkan yang menghijab dirinya dengan indeks
prestasi cumlaude adalah kesulitan
yang dia alami dalam mengatur waktunya. Maka pertama kali yang harus Ali
lakukan agar mencapai indeks prestasi cumlaude,
ia harus pintar mengatur waktu, dalam istilah yang lain ia harus menghilangkan
kesulitan yang dialaminya karena kesulitan itu merupakan sebuah masalah.
Setiap orang tidak lepas dari
masalah. Seperti pada kasus Ali di atas, masalah dapat didefinisikan sebagai sesuatu
yang harus diselesaikan (dipecahkan). Ya, harus diselesaikan! Tidak ada pilihan
kecuali harus diselesaikan. Masing-masing orang punya cara untuk menyelesaikan
masalah yang menimpanya. Sebagai seorang saintist, melalui tulisan ini kami
akan berbagi cara menyelesaikan sebuah permasalahan jika ditinjau dari sudut
pandang matematika. Dalam istilah awam, matematika didefinisikan sebagai imu
yang mempelajari bilangan. Ada berbagai macam bilangan dalam matematika, yaitu bilangan
real, bilangan desimal, bilangan cacah, bilangan asli, bilangan genap, bilangan
ganjil, bilangan bulat, bilangan kompleks dan sebagainya. Dalam pembahasan ini,
kami akan menggunakan konsep yang disebut bilangan kompleks untuk mencari
sebuah solusi dalam memecahkan sebuah masalah. Kami memilih konsep bilangan
kompleks karena istilah kompleks identik dengan rumit. Sedangkan istilah rumit
sendiri erat kaitannya dengan istilah permasalahan.
Sebagai seorang muslim, tentu saja
kami hanya sekedar berbagi tips saja dalam mencari solusi sebuah permasalahan.
Sedangkan yang berhak menghilangkan masalah yang dialami seseorang hanyalah
Allah SWT. Maka sebagai seorang muslim, kita harus senantiasa mendekatkan diri
kepada Allah.
“Dan andaikata tidak ada
karunia Allah dan rahmat-Nya atas dirimu dan (andaikata) Allah bukan Penerima
Taubat lagi Maha Bijaksana, (niscaya kamu akan mengalami kesulitan-kesulitan)”
(QS An Nuur :10)
BAB II
ISI
Bilangan
kompleks
Matematika adalah ilmu yang berurusan dengan
bilangan, seperti telah disebutkan pada bab pendahuluan. Banyak jenis bilangan
dalam matematika, diantaranya adalah bilangan real, bilangan desimal, bilangan
cacah, bilangan asli, bilangan genap, bilangan ganjil, bilangan bulat, dan
sebagainya. Tetapi yang menarik adalah ada satu istilah yang disebut bilangan
kompleks. Istilah kompleks sering disebut juga dengan rumit. Berarti, bilangan
kompleks adalah bilangan yang ruwet, susah, sulit, pelik, sukar, dan tidak
mudah untuk dipecahkan ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ). Tetapi justru dengan
konsep bilangan kompleks inilah penulis akan berbagi cara mencari sebuah solusi
suatu permasalahan yang juga rumit.
Langkah Pertama
Di dalam kehidupan sehari-hari kita pasti akan
menemukan masalah. Masalah yang ditemukan pun kadang tidak hanya satu, tetapi
beragam. Sebut saja masalah yang dialami adalah masalah a, masalah b,
dan masalah c. Dapat dirumuskan :
a + b + c
Agar
bisa disimpulkan bahwa permasalahan kita itu selesai, jumlah masalah kita haruslah
sama dengan nol. Untuk itu perlu adanya sebuah solusi yang dilambangkan sebagai
z untuk memecahkan masalah kita. Solusi hadir di tengah-tengah masalah a,
b, dan c. Akibat dari
beragamnya masalah seseorang, maka solusi yang dipakai pun beragam besarnya.
Secara umum masalah dibagi menjadi tiga jenis, yaitu masalah besar, sedang, dan
kecil. Untuk masalah yang besar (misal masalah a), solusi juga harus
besar. Maka z dikuadratkan. Untuk masalah yang sedang (masalah b),
z cukup berpangkat satu orde. Sedangkan untuk masalah kecil, z
berpangkat nol sehingga hasilnya satu. Maka diperoleh rumus :
az2+bz+c=0
Langkah
Kedua
Setelah kita mengetahui rumus untuk menyelesaikan
masalah yang kita alami, kita perlu memilih solusi yang tepat untuk
menyelesaikan permasalahan kita. Solusi yang kita pilih merupakan akumulasi
dari solusi setiap permasalahan yang ada. Dirumuskan :
![](file:///C:/Users/MYCOMP~1/AppData/Local/Temp/OICE_12677D7E-04F2-46FE-B5D3-C68FB901713F.0/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
Solusi
yang kita pilih memuat akar masalah yang dirumuskan b2-4ac. Karena
masalah merupakan sesuatu yang tidak diinginkan, maka kami beri simbol (-) / negatif. Akar dari bilangan negatif akan
memuat sebuah suku yang disebut bilangan imajiner.
![](file:///C:/Users/MYCOMP~1/AppData/Local/Temp/OICE_12677D7E-04F2-46FE-B5D3-C68FB901713F.0/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
Maka
persamaan solusi masalah nya menjadi
![](file:///C:/Users/MYCOMP~1/AppData/Local/Temp/OICE_12677D7E-04F2-46FE-B5D3-C68FB901713F.0/msohtmlclip1/01/clip_image006.gif)
Langkah Ketiga
Jika kita menghitung nilai
, maka akan diperoleh bilangan real.
Sedangkan pada perhitungan i
/ 2a akan
menghasilkan bilangan imajiner
seperti yang telah dibahas pada langkah kedua. Sehingga, Penyelesaian
persamaan
solusi akan menghasilkan sebuah persamaan baru yang di dalamnya memuat unsur real yang
dilambangkan x dan unsur imajiner yang dilambangkan y. Dituliskan
sebagai berikut
![](file:///C:/Users/MYCOMP~1/AppData/Local/Temp/OICE_12677D7E-04F2-46FE-B5D3-C68FB901713F.0/msohtmlclip1/01/clip_image008.gif)
![](file:///C:/Users/MYCOMP~1/AppData/Local/Temp/OICE_12677D7E-04F2-46FE-B5D3-C68FB901713F.0/msohtmlclip1/01/clip_image010.gif)
Berdasarkan persamaan di atas, unsur real atau x menunjukkan bahwa untuk menyelesaikan sebuah masalah,
harus dilakukan dengan kerja-kerja nyata
atau
usaha yang real. Sedangkan pada unsur iy,
bermakna kita perlu menggunakan daya pikir tingkat tinggi (imajinasi) dalam
mengiringi usaha real kita. Di dalam konteks ini, berimajinasi tidak
didefinisikan berangan-angan
kosong atau berkhayal, tetapi berimajinasi adalah berpikir keras tentang
sesuatu yang besar, yang
jauh dari apa yang orang lain pikirkan, yang kemudian hasil pemikiran kita itu
mampu membantu menyelasikan sebuah permasalahan besar karena sebuah
permasalahan yang besar tidaklah mampu diselesaikan hanya dengan pemikiran yang kecil.
Langkah
Keempat
Daya pikir (imajinasi) tidak akan berarti jika hanya berwujud
pemikiran-pemikiran saja. Maka setelah kita menggunakan daya pikir tingkat
tinggi (imajinasi), hasil pemikiran
itulah yang kemudian harus dituangkan dalam bentuk usaha nyata. Artinya unsur iy
pada persamaan solusi diubah menjadi unsur nyata. Bentuk persamaan solusi
mempunyai dua bentuk solusi,
yaitu z1 = x + iy dan z2 = x – iy. Agar diperoleh unsur y yang nyata, makan z1 dikalikan dengan z2.
![](file:///C:/Users/MYCOMP~1/AppData/Local/Temp/OICE_12677D7E-04F2-46FE-B5D3-C68FB901713F.0/msohtmlclip1/01/clip_image010.gif)
z1 . z2 = ( x + iy ) ( x – iy )
z1 . z2 = x2 – xiy + xiy + y2
z1 . z2 = x2 + y2
Berdasarkan
persamaan solusi akhir di atas, dapat diketahui bahwa semua unsur pada solusi
pemecah masalah nya bernilai real atau nyata. Hal ini menunjukkan bahwa solusi
akhir untuk menyelesaikan permasalahan kita berwujud usaha / kerja nyata yang
melibatkan kontribusi pikiran, raga, dan hati kita. Bentuk kuadrat menunjukkan
bahwa untuk melakukan kerja-kerja nyata itu harus diiringi ikhtiar yang
sungguh-sungguh dan semangat yang berlipat. Berlipat bukan dalam pengertian dua
kalinya, tetapi berlipat dalam orde pangkat. Itulah solusi akhir dalam
memecahkan masalah. Kembali pada persamaan az2+bz+c=0,
bahwa solusi z itu hadirnya bersamaan
dengan hadirnya masalah a, b, dan c itu sendiri. Setelah kita memecahkan satu masalah, berikutnya
selesaikan masalah yang lain.
BAB III
KESIMPULAN
Setiap insan pasti akan mengalami cobaan, masalah,
kesulitan hidup, ujian atau apapun namanya. Seperti yang telah Allah tetapkan
di dalam Alquran. “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan
sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta” ( QS Al Ankabut :2-3 ). Meskipun
menghilangkan ujian yang menimpa seseorang itu hanyalah hak Allah, manusia
harus tetap berusaha untuk menyelesaikan ujian yang menimpanya. Karena Allah
berfirman : “Yang
demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah
sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum
itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri,
dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” ( QS Al Anfaal :53
)
Pada akhir pembahasan kami tuliskan
bahwa pada
persamaan az2+bz+c=0,
solusi z itu hadirnya bersamaan
dengan hadirnya masalah a, b, dan c itu sendiri. Setelah satu masalah terselesaikan, berikutnya
menyelesaikan masalah yang lain. Marilah kita renungkan firman Allah berikut.
“Karena sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap.” ( QS Al Insyirah )
DAFTAR PUSTAKA
Alquranul
Karim
Boas,
Mary L. 2006. Mathematical Methods in the Physical Science (Third Edition).
USA : John Wiley and Sons Inc
Buku
Catatan kuliah MATFIS II Tito
Dewi,
Ani R dan Tito W P. 2012. Si Rumit
Pemecah Masalah (Artikel Matematika 2012)
Ruwanto,
Bambang. 2002. Matematika Untuk Fisika dan Teknik I. Yogyakarta : Adicita
Karya Nusa
BIODATA
Nama lengkap :
Tito Wahyu Purnomo
NIM :
10306141018
Jurusan/prodi/fakultas : Pend.fisika/fisika’10/FMIPA
Tempat,tanggal
lahir : Sleman, 11 Juni 1992
Alamat
asal : Rewulu Wetan,
Sidokarto, Godean, Sleman 55564
Alamat
tinggal : Kompleks Masjid Al
Muttaqin, Karangmalang
Hobi : Belajar
Tokoh
idola : Nabi Muhammad Saw
Motto
Hidup : La Tahzan
Riwayat
Pendidikan :
No
|
Nama Instansi
|
Tahun lulus
|
Alamat
|
1
|
SD N Semarangan V
|
2004
|
Godean
|
2
|
SMP N 1 Godean
|
2007
|
Godean
|
3
|
SMK N 2 Yogyakarta
|
2010
|
Yogyakarta
|
4
|
UNY fisika
|
2014
|
Sleman
|
Riwayat
Organisasi :
No
|
Nama Organisasi
|
Periode
|
Jabatan
|
1
|
KPU FMIPA UNY
|
2010
|
Staf Verifikasi
|
2
|
HASKA JMF
|
2011
|
Staf Binkad
|
3
|
HASKA JMF
|
2012
|
Koor Tim
Kreativitas
|
4
|
Tutorial PAI
FMIPA UNY
|
2012
|
Staf P3T
|
5
|
Tutorial PAI UNY
|
2012
|
Tutor P2BQ
|
Yogyakarta,
26 November 2012
Tito Wahyu P